Penambahan
ekstrak buah belimbing (0, 1, 2, 3) pada proses pembuatan yogurt drink berpengaruh
terhadap karakteristik yogurt yang dihasilkan. Semakin tinggi penambahan
ekstrak buah belimbing, profil sakarida semakin turun, total BAL yang
dihasilkan semakin tinggi, pH relatif tetap dan cenderung asam, lebih kental
daripada susu dan disukai. Hubungan parameter total BAL, pH, kekentalan dan
kesukaan yogurt drink diamati pada jam kelima. Pengamatan keempat parameter ini didasarkan pada hasil akhir
yogurt drink setelah lima jam inkubasi. Total bakteri asam
laktat cenderung mengalami kenaikan sampai pada jam kelima inkubasi. Bakteri
asam laktat membutuhkan substrat sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya.
Gula pada yogurt drink dengan penambahan ekstrak buah belimbing baik
laktosa, glukosa, galaktosa dan fruktosa setelah jam kelima cenderung mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa laktosa, glukosa, galaktosa, dan fruktosa
dimanfaatkan oleh BAL sebagai sumber energi bagi pertumbuhannya. Pemanfaatan
ini dilihat dari total BAL yang semakin meningkat. Peningkatan total BAL
seiring dengan peningkatan pembentukan asam laktat yang dapat dilihat dari
nilai pH yang semakin rendah yaitu 4,1. Rendahnya pH yogurt drink yang
dihasilkan akan menyebabkan terdenaturasinya kasein yang mengalami koagulasi
dan peningkatan kekentalan. Perubahan sifat fisik baik pH maupun kekentalan
berperan terhadap kesukaan dari produk akhir yang dihasilkan. Yogurt drink yang
lebih disukai yaitu pada perlakuan penambahan ekstrak buah belimbing 2% (T2).
Menurut Jannah et al. (2012) bahan padat dalam susu seperti laktosa dan kasein akan berpengaruh terhadap penurunan nilai pH. Proses fermentasi
menghasilkan asam laktat yang mempengaruhi jumlah keasaman dan menyebabkan
penurunan nilai pH dan mengakibatkan protein terkoagulasi sehingga berakibat pada kekentalan yogurt. Kekentalan yogurt drink lebih rendah daripada yogurt pada umumnya. Menurut Yaman et al. (2006) rasa dan tekstur adalah
dua faktor penting yang menentukan kualitas dan penerimaan konsumen dari
yogurt. Karakteristik sensori yang
mempengaruhi kesukaan panelis dari produk akhir yogurt dipengaruhi oleh
kontribusi penambahan buah (O’Rell dan Chandan, 2006).
Senin, 09 September 2013
Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Yogurt dengan Penambahan Buah
Bakteri asam laktat dapat tumbuh
lebih baik pada media yang memenuhi persyaratan untuk pertumbuhannya
(Nurwantoro dan Djarijah, 1997). Berdasarkan SNI (2009)
bahwa yogurt
memiliki kultur starter sebesar minimal 1x107 CFU/ml. Syarat minimal kandungan bakteri probiotik dalam produk agar dapat
memberikan manfaat positif bagi kesehatan adalah >106 CFU/gram
produk (Shah, 2000).
Menurut Andriani (2010) pertumbuhan BAL terbagi menjadi 5 fase antara lain
1) Fase adaptasi yaitu fase menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi
lingkungan disekitarnya. Fase ini belum terjadi pembelahan sel karena beberapa
enzim mungkin belum disintesis. Jumlah sel dalam fase ini mungkin tetap atau
kadang-kadang menurun. Lama fase ini bervariasi, kecepatannya tergantung dari
penyesuaiannya dengan lingkungan sekitar. 2) Fase pertumbuhan awal, pada fase
ini sel mulai membelah dengan cepat dan konstan, dimana pertambahan jumlahnya
mengikuti kurva logaritmik. Kecepatan pertumbuhan pada fase ini sangat
dipengaruhi oleh medium tempat tumbuh seperti pH dan kandungan nutrien, juga
kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara. Sel pada fase ini
membutuhkan energi lebih banyak daripada pada fase lainnya, sel juga paling
sensitif terhadap keadaan lingkungan (Nurwantoro dan Djarijah, 1997).
Fase selanjutnya yaitu fase pertumbuhan lambat, terjadi perlambatan
pertumbuhan yang disebabkan seperti zat nutrisi didalam media sudah sangat
berkurang dan adanya hasil metabolit yang kemungkinan menghambat pertumbuhan. Pertumbuhan
sel pada fase ini tidak stabil, tetapi jumlah populasinya masih meningkat
karena jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sel
yang mati (Andriani, 2010). Fase selanjutnya yaitu pertumbuhan tetap (statis)
dimana jumlah populasi sel pada fase ini tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil
karena sel tetap membelah meskipun zat nutrisi sudah mulai habis. Biasanya pada
fase ini sel-sel menjadi lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang
memadai. 5) Fase menuju kematian dan fase kematian. Sebagian populasi BAL pada
fase ini mulai mengalami kematian karena nutrien dalam media sudah habis.
Selain itu, semakin tingginya hasil metabolit yang diproduksi menyebabkan
jumlah sel yang mati semakin lama semakin banyak (Nurwantoro dan Djarijah,
1997).
Umumnya pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti komposisi kimia susu, jumlah inokulum, temperatur susu, waktu
inkubasi,
waktu pendinginan susu dan lama
penyimpanan (Mahdian dan Tehrani, 2007). Tingginya total bakteri asam laktat merupakan
hasil kinerja L. bulgaricus dan S. thermophillus yang saling bersinergi
dalam perbanyakan sel (Miwada et al., 2008).
Bakteri
asam laktat (BAL) memanfaatkan glukosa yang ada dalam media fermentasi untuk pertumbuhannya.
Pemanfaatan gula yang ada dalam substrat untuk pertumbuhan BAL akan terlihat
dengan meningkatnya populasi sel BAL (Widowati dan Misgiyarta, 2003). Penambahan glukosa secara
statistik berpengaruh nyata terhadap total BAL, hal ini disebabkan glukosa
digunakan sebagai prekursor dan sumber energi awal oleh bakteri asam laktat
sebelum memfermentasi karbohidrat lain. Jadi, semakin banyak glukosa yang
ditambahkan maka persediaan nutrisi untuk bakteri asam laktat lebih banyak
sehingga bakteri asam laktat yang hidup lebih banyak (Jene
et al., 2004).
Penambahan glukosa lebih
dari 5% akan menghambat pertumbuhan mikroba pada pembuatan susu fermentasi.
Pada konsentrasi glukosa 6% kemungkinan sel akan mengalami lisis karena adanya
perbedaan tekanan osmotik (Tamime dan Robinson, 2007). Akan tetapi menurut Kailasapathy
et al. (2008) penambahan 5% buah tidak berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup L. acidophillus dan Bifidobacteria dalam yogurt.
Faktor-faktor lain seperti pengasaman pasca-penyimpanan mungkin lebih
berpengaruh atas penurunan jumlah dari bakteri ini.
Populasi bakteri asam laktat mengalami
penurunan kemungkinan juga disebabkan karena mulai terakumulasinya sisa metabolisme yang mempunyai efek kurang
menguntungkan bagi bakteri tersebut
(Nurwantoro et al., 2009). Namun,
faktor utama turunnya
kelangsungan hidup organisme probiotik dikaitkan dengan adanya penurunan pH medium dan akumulasi asam organik
sebagai hasil metabolit fermentasi (Shah, 2000). Selama masa penyimpanan terjadi penurunan total BAL rata-rata 1 log
(CFU/ml). Pertumbuhan BAL pada umumnya akan berpengaruh terhadap keasamanan
(Mulyani et al., 2008).
Penghambatan pertumbuhan bakteri
yogurt dapat menggunakan penambahan jus buah dengan persentase tinggi, misalnya
strawberri. Metode ini dapat menghambat pertumbuhan L. delbrueckii subsp.
bulgaricus (Venizelou et al., 2000). Hal ini disebabkan kultur L. delbrueckii subsp. bulgaricus tidak
mampu memfermentasi sukrosa atau gula yang digunakan menjadi asam laktat (Jene et
al., 2004). Penambahan rasa buah
(cerri, jeruk, strawberri dan pisang) atau pemanis lainnya untuk yogurt tidak
menunjukkan dampak yang signifikan terhadap total bakteri (Con et al.,
1996). Penambahan jus buah menghasilkan dampak negatif pada bakteri kultur
starter mungkin disebabkan keadaan media yang sangat asam. Tampaknya bahwa
penurunan pH di yogurt berkontribusi terhadap kelangsungan hidup bakteri kultur
starter dalam stirred yogurt buah menjadi lebih rendah atau
menurun (Vinderola et al., 2002).
Menurut penelitian yang dilakukan Vinderola
et al. (2002) bahwa penambahan perisa dari strawberri, vanilla atau
pisang hanya berpengaruh terhadap sedikit strain bakteri pada yogurt yaitu S.
thermophillus and L. delbrueckii subsp. bulgaricus. Menurut
penelitian Kailasapathy et al. (2008) terdapat perbedaan yang signifikan
pada jumlah L. acidophillus diantara berbagai jenis yogurt. Yogurt
plain mengandung jumlah L. acidophillus yang lebih tinggi
dibandingkan yogurt yang mengandung campuran berri atau markisa. Akan tetapi yogurt
plain tidak mengandung L. acidophillus lebih tinggi dibandingkan
yogurt yang ditambah mangga atau strawberri. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa
campuran buah yang ditambahkan pada yogurt memiliki dampak yang signifikan
terhadap kelangsungan hidup L. acidophillus. Sedangkan jumlah Bifidobacteria
tidak terdapat perbedaan antara berbagai jenis yogurt selama periode
penyimpanan yang sama.
Pertumbuhan
BAL pada proses fermentasi mengalami beberapa fase. Fase pertumbuhan BAL akan
mengalami peningkatan dan penurunan jumlah BAL dalam produk yogurt. Peningkatan
dan penurunan jumlah BAL ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Hal yang
mempengaruhi peningkatan jumlah BAL seperti jumlah nutrisi relatif tinggi
(terutama gula), proses fermentasi (suhu, waktu inkubasi) dan sinergi antara
BAL. Bakteri asam laktat juga mengalami fase penurunan, yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti nutrien dalam media sudah banyak termanfaatkan dan
terbentuknya hasil metabolit. Penambahan buah pada yogurt drink akan
mempengaruhi peningkatan atau penurunan total BAL.
Langganan:
Postingan (Atom)